Rabu, 07 Mei 2008

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke tiga menegaskan “ dan oleh sebab itu untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Dari aline UUD 1945 tersebut tercantum kata “ mencerdaskan kehidupan bangsa “ maka dalam hal ini yang berhak mensukseskan pembukaan UUD tersebut adalah guru. Guru adalah sebagai tulang punggung untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Perkembangan pendidikan di Indonesia terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu pendidikan keagamaan dan pendidikan umum. Berdasarkan sejaraah masuknya kelompok agama dan umum adalah dari para pedagang dan dari penjajah yang masuk ke Indonesia. Para pedagang yang berasal dari India masuk lewat selat malaka kebanyakn menyebarkan agama islam, dan berdirilah pendidikan yag dilaksanakan dengan cara yang sangat tradisional yaitu membentuk kelompok – kelompok kecil dan belajar dengan sistim sorongan ( dalam bahasa jawa ). Sedangkan pendidikan umum yang kita kenal sekarang seperrti SD, SMP dan SMA berasal dari para penjajah yang masuk ke Indonesia sehingga berkembanglah pendidikan umum.
Pendidikan umum berkembang dan maju dengan pesat, sedangkan pendidikan agama kurang berkembang dan kurang dikenal oleh masyarakat umum. Karena kurang berkembang maka pendidikan agama berkembang dengan mendirikan pesantren- pesantren yang didalamnya terdapat pendidikan umum dan pendidikan agama.
Pondok pesantren Darul Ihsan mengembangkan pendidikan yang berbentuk MTs ( (madrasah Tsanawiyah ) sederajat SMP dan MA( madrasah aliyah ) sederajat dengan SMA. Para pengajar/ pendidik kebanyakan berasal dari orang orang pondokan yang memiliki konsep mendidik seperti guru yang pernah memberikan pengajaran kepadanya, sehingga dalam hal ini yang menjadi permasalahan dalam menghadapi tantangan pengajaran kearah yang lebih baik sangat kurang. Proses pengajaran di MTs yang berada dibawah naungan Pondok Pesantren cenderung bersipat tradisional dimana pengajaran didominasi dengan mengunakan metode ceramah.
Pondok pesantren Darul Ihsan memiliki keterpaduan kurikulum yaitu kurikulum pondok dan kurikulum Departemen Agama. Kurikulum pondok berhubungan dengan pelajaran- pelajaran agama sistim kepondokan dan kurikulum Departemen Agama yaitu kurikulum yang memiliki pelajaran agama dan pelajaran umum yang setara dengan sekolah – sekolah umum.
Dalam hal ini penulis sangat mengiginkan terjadinya perubahan cara mengajar belajar yang ada di Pondok Pesantren Darul Ihsan khususnya di MTs Darul Ihsan Samarinda mengikuti perkembangan – perkembanga metode yang terbaru khususnya menggunakan metode PAKEM ( pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenagkan ), karena penulis melihat beberapa kelemahan dari metode yang lama sangat kurang efektif untuk dikembangkan pada masa- masa yang cukup modern ini. Beberapa kelemahan metode yang lama yang penulis amati adalah :
Ø Kurangnya minat anak dalam belajar
Ø Pembelajaran yang sangat monoton dan membosankan
Ø Proses belajar yang terasa sangat melelahkan bagi siswa
Ø Pembelajaran yang terlalu mengganggap anak sebagai botol kosong/ kertas putih yang polos.
Dalam hal ini penulis mengiginkan adanya inovasi- inovasi baru dalam proses pembelajaran yang ada di Pondok Pesantren Darul Ihsan khususnya di MTs Darul Ihsan Samarinda. Penulis ingin mengembangkan metode PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenagkan ), untuk meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa yang ada di MTs Darul Ihsan Samarinda.


B. Rumusan masalah

Dari uraian latar belakang diatas penulis menarik permasalahan “ Mampukah metode PAKEM ( pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenagkan ) meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa di MTs Darul Ihsan samarinda ? Mampukah para pengajar / pendidik menggunakan metode PAKEM untuk menganti pengajaran dengan cara tradisional ?

C. Pemecahan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah ketidak puasan peneliti dalam proses belajar mengajar yang menggunakan cara tradisional. Untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini peneliti mempersiapkan semua kebutuhan dalam proses penggunaan metode yang baru, guru pengajar dipersiapkan dengan cara memperkenalkan metode – metode dalam pengajaran yang menggunakan PAKEM. Senario pengajaran diatur sehingga pada saat extion dapat berjalan dengan baik dan lancar.


D. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis sangat menginginkan adanya perubahan cara pandang sistem pengajaran cara tradisional yang mengganggap siswa sebagai botol kosong, menjadi pengajaran yang lebih baik dimana pengajaran akan terjadi antara dua arah yaitu guru dan murid atau sebaliknya murid dan guru. Sehingga pengajaran / pembelajaran tidak hanya tertumpu pada guru. Guru dalam hal ini sebagai fasilitator dan diharapkan sebagai motifator dalam proses belajar.


E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini sangat bermanfaat dalam mengubah paradigma guru dalam proses pengajaran. Karena semakin kompleknya informasi yang berasal dari media cetak dan media elektronik tidak menutup kemungkinan siswa akan jauh lebih tau dan mengerti tentang apa yang kita ajarkan. Dalam hal ini penulis ingin membuka wawasan para guru dan pendidik agar tidak memandang anak didik sebagai botol kosong. Guru akan mampu berinteraktif kepada siswa dan siswa berinteraksi dengan guru, sehingga terjadi sinergi yang baik dalam pengajaran.





















BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS


A. Belajar
Dari permasalahan judul diatas terdapat kata meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa. Masalah pengertian Belajar para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing- masing .
James O. Whittaker merumuskan belajar adalah sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Cronbach berpendapat bahwa belajar sebagai suatu aktifitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Howard L. Kingskey mengatakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku ( dalam arti luas ) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Drs. Slameto berpendapat belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Dari pendapat beberapa ahli diatas maka belajar dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyagkut kognitif, afektif dan psikomotorik.

B. Teori- teori belajar
1. Teori belajar menurut ilmi jiwa daya
Teori ini mengemukakan bahwa jiwa manusia mempunyai daya – daya. Daya – daya ini adalah kekuatan yang tersedia. Manusia hanya memanfaatkan daya itu dengan cara melatihnya sehingga ketajamannya dirasakan ketika dipergunakanuntuk sesuatu hal. Daya –daya ini misalnya daya mengenal daya mengingat, daya berfikir daya fantasi dan sebagainya.
2. Teori tanggapan
Teori tanggapan menentang adanya teori daya. Hebart mengemukakan teori tanggapan. Belajar adalah memasukan tanggapan sebanyak- banyaknya, berulang- ulang dan sejelas-jelasnya.
3. Teori belajar menurut ilmu jiwa gestalt
Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari jerman. Teori ini berpendapat keseluruhan lebih penting dari bagian –bagian. Menurut teori ini maka belajar harus tuntas.
Prinsif belajar menurut gestalt.
Ø Belajar berdasarkan keseluruhan
Ø Belajar adalah suatu proses perkembangan
Ø Anak didik sebagai organisme keseluruhan
Ø Terjadi transfer
Ø Belajar adalah reorganisasi pengalaman
Ø Belajar harus dengan insight
Ø Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keiginan dan tujuan.
Ø Belajar berlangsung terus menerus.

4. Teori belajar dari R. Gagne
Gagne memberikan teori belajar dua definisi
Ø Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motifasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
Ø Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.


C. HIPOTESIS

Dari uraian landasan teori diatas maka penulis memiliki tingkat kepercayaan 95 % jika penggunaan metode PAKEM ( pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenagkan dapat berhasil untuk meningkatkan prestasi dan motifasi belajar siswa di Pondok Pesantren Darul Ihsan yaitu pada MTs Darul Ihsan Samarinda.


0 komentar: